Rencana Pembangunan Rumah Duka di Jalan Satam Mendapat Penolakan Warga

    Rencana Pembangunan Rumah Duka di Jalan Satam Mendapat Penolakan Warga

    PANGKALPINANG- - Rencana pembangunan Rumah Duka di Jalan Satam RT 09/RW 03 Kelurahan Semabung Baru, Kecamatan Girimaya, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung kembali menuai protes dari sebagian masyarakat sekitar.

    Sejumlah warga yang rumahnya berdekatan dengan rumah duka tersebut, menyampaikan penolakannya. Seperti disampaikan  bapak Akin, Afong dan bapak Iwan yang memiliki tembok rumah berdempetan dengan bangunan.

     
    Menurut mereka, pembangunan ini terlalu dekat dengan pemukiman warga dan dapat mengganggu psikis anak. Sementara yayasan memiliki tanah di kawasan kampung Jeruk yang jauh dari rumah warga kenapa tidak di bangun disana.

    Diketahui juga mediasi di kantor camat pun gagal terus. Warga mempertanyakan kenapa yayasan memaksa ingin terus membangun dan ada apa di balik pembangunan rumah duka ini?

    Menurut warga apakah ada kepentingan komersial bisnis di balik ini semua?

    Bahkan warga mendengar selintingan berita bahwa pembangunan ini telah disetujui oleh Pemkot Pangkalpinang

     
    Jika iya alangkah baiknya bapak walikota mencari ide yang baik agar tidak merugikan warga sekitar terutama rumah warga yang dekat dengan bangunan nanti.

    Bapak Akin salah satu perwakilan warga yang menolak pembangunan rumah duka, dalam musyawarah ini iikuut berkomentar.

    ” Saya selaku warga RT 09 tidak setuju pembangunan rumah duka ini di tempat kami, dengan alasan rumah duka yang akan dibangun ini jaraknya terlalu dekat dari pemukiman warga, ” terangnya.

    Ia juga mengatakan, belum bau garu yang dibakar ini sangat mengangu karena rumah kami saling berdekatan dengan rumah duka.

    “Kalau dibangun gudang atau sarana olahraga kami sangat setuju, ” ungkapnya.

    “Apalagi tempat ibadah tidak mungkin kami menolak,
    Ini di bangun rumah duka kami sangat menolak jika pembangunan ini terus berlanjut, ” tambahnya.

     
    Ibu Dina, perwakilan warga Semabung Baru RT 09 juga ikut menyuarakan penolakannya terhadap pembangunan rumah duka. Menurutnya, jarak rumah duka yang direncakan akan dibangun ini paling jauh jaraknya sekitar 50 meter dan rumah saya itu temboknya sebelahan dengan bangunannya.

    “Saya tidak setuju karena akan mengganggu psikis anak.Disini masih banyak anak-anak. Lalu untungnya untuk kami apa pembangunan ini, belum lagi jangka panjang nya juga merugikan kami siapa yang tidak tahu bahwa kawasan yang berdekatan dengan rumah duka apalagi bersampingan harga akan jatuh anjlok dijual pun org akan enggan membeli karena takut, ” keluhnya.

    Dikatakan Ibu Dina, rumah duka sudah ada 2 di kawasan sini itu pun jarang digunakan.

    “Warga disini juga meminta tolong bapak Walikota Pangkalpinang untuk mengambil keputusan seperti yang warga inginkan. Jika nanti suatu saat terjadi masalah apa bisa dibongkar lagi apa diberhentikan memangnya pembangunan tidak menggunakan uang, ” ungkapnya.

    Terakhir keluhan warga juga ditujukan untuk ketua RT yang harusnya mengetahui apa yang di inginkan masyarakatnya jangan cuma mendengar pihak-pihak tertentu saja.

    Kenapa yayasan mempunyai tanah di Kampung Jeruk dan tidak membuat disana saja tapi bersikeras ingin membuat di tengah kota. Jelas sudah ada 2 rumah duka disini.

    ” Kami harap ada keputusan yang baik untuk masalah ini. Kami juga tidak mau dirugikan untuk ini di kemudian hari, ” harap Ibu Dina. Hingga berita ini ditayangkan sejumlah pihak-pihak terkait masih dalam upaya konfirmasi.

    Nopri

    Nopri

    Artikel Sebelumnya

    Kasus Dugaan Korupsi BPRS Cabang Toboali,...

    Artikel Berikutnya

    Pihak DPMPTSP Pangkalpinang Akui Belum Terbitkan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Respons Cepat Kapolri Laksanakan Arahan Presiden Prabowo
    Hendri Kampai: Kampung Tematik Produktif, Langkah Menuju Kemandirian Ekonomi Nasional
    Hendri Kampai: Ojek Online Milik Negara, Bayar Aplikasi Pakai Pajak Penghasilan!
    Hendri Kampai: Penjara, Sekolah Kehidupan bagi Si Tukang Nyasar

    Ikuti Kami